Memperdebatkan Hal Yang Tidak Perlu Diperdebatkan

Sosial media, tempat di mana seseorang dapat berinteraksi dengan orang-orang lain yang mungkin belum pernah bertemu, berkenalan, dan berinteraksi di alam nyata. Dari sosial media-lah, terkadang hal-hal positif-pun juga ikut terbangun, misal mendapatkan teman ngobrol, teman curhat, teman untuk saling berbagi sesuatu, teman sharing ilmu, koneksi karir, membangung chemistry, perasaan, mendapatkan pacar, mendapatkan pasangan (suami/istri), dll.

Di sisi lain, ada juga hal-hal negatif yang terbangun, yep, sosial media menjadi ajang debat serta saling masturbasi ego di mana seseorang ingin semuanya setuju dengan pendapatnya sembari berdebat dengan orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, kayak pendapatnya dia itu paling benar dan pendapat lain itu salah. Mengaku dirinya open minded, tetapi ketika bertemu dengan yang tidak sependapat, langsung diperdebatkan dan bahkan di serang karakternya.

Setiap kali buka sosial media, buka Twitter, pasti ada aja hal kecil atau sebuah perbedaan diperdebatkan habis-habisan, saling ngotot pendapatnya paling benar, salah menyalahkan, sesat mensesatkan, apalagi yang kurang? Perbedaan kecil hingga perbedaan yang seharusnya bersifat pribadi seperti agama, aliran agama, orientasi seksual, kepribadiannya, dsb. Begitu juga buka Mastodon dan/atau Bluesky. Masih saja diperdebatkan mana yang lebih baik di antara ActivityPub atau ATProto. Saling ngotot-ngototan kalau ActivityPub is the best, ATProto is the best, or whatever, padahal ada perbedaannya, ada advantages dan disadvantages masing-masing.

Kayak ya sudahlah, seperti bagi saya sendiri: percaya apa yang kita masing-masing percayai, ada perbedaan ya wajar tetapi bukan berarti perbedaan itu malah menjadi ajang untuk saling berdebat satu sama lain. Soal agama, mau anda Islam, Kristen, atau agama apapun itu, tujuan kita sama kan? Ingin disayang tuhan dan menjadi manusia yang baik, iya kan? Begitu juga ngomongin aliran agama-nya, mau itu anda Salaf, NU, Sufi, Syafi’i, dsb. tetapi tujuan kita sama, yakni untuk mencari pahala dari Allah -subhanahu wa ta’ala- melalui ibadah yang kita lakukan. Begitu juga soal ActivityPub & ATProto, mau itu pro-AP atau pro-ATP tetapi tujuannya sama kan? Membangun sosial media bebas kontrol dari pihak ke-tiga. Begitu-pun hal-hal yang lain. Begitu juga soal perilaku manusia yang mungkin kita anggap jelek, kayak ya sudahlah itu memang hidup dan karakternya dia seperti itu. Kalau ingin beri nasihat, ya yang berhak memberi nasihat kepada dia itu adalah teman terdekat yang ia percayai, bukan kita. Kita urus kehidupan kita sendiri. Siapa tau hidup dia lebih bahagia daripada apa yang kita jalani saat ini.

Perlu kita ingat bahwa setiap interaksi kita di dunia maya ini, ada manusia lain di seberang sana yang juga merespon setiap interaksi dari kita. Ingat, manusia. Manusia punya perasaan. Kita nggak akan tau, setiap caci maki kita terhadap dia di sosial media, bisa jadi itu malah membuat perasaan dia makin berat. Kitapun juga nggak akan tau, interaksi kita dengan dia bisa jadi yang terakhir kalinya, atas izin tuhan besoknya meninggal dunia dan kita belum sempat minta maaf dengan dia.

Begitu juga ketika berbicara dengan call center sebuah perusahaan. Kita boleh kesal karena sudah dibuat kesal atau kecewa oleh perusahaan, tetapi orang yang kita bicara itu yaa juga manusia. Mereka yang bekerja di call center itu adalah manusia yang tidak tau punya sangkut paut dengan masalah antara kita dengan perusahaan.

Nah pada akhirnya, ayolah, mari kita tetap mencoba untuk bersikap dingin, kesal atau kecewa itu wajar tetapi jangan sampai rasa kekesalan atau kekecewaan kita itu malah menyakiti perasaan orang lain di seberang. Begitu juga, tetap sopan santun dalam berinteraksi di sosial media, jangan buat perdebatan yang hanya menjadi ajang masturbasi ego semata.

Well, sayapun juga bisa jadi hipokrit soal ini tetapi setidaknya saya akan terus mencoba yang terbaik untuk bersikap dingin dan tetap ramah ketika berinteraksi di sosial media. Semoga kita bisa menjadi orang-orang baik dan mempelopori sikap santun di dunia maya, aamiin.

Tulisan ini dipublikasikan di Pada Akhirnya. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *