Sebelum saya memulai post ini, saya ingin mengatakan bahwa post ini memiliki banyak sekali referensi mengenai keagamaan (terutama agama Islam) dan pandangan pribadi mengenai hal ini. Interpretasi pribadi mungkin masih banyak kesalahan, namun setidaknya saya mencoba yang terbaik untuk memberikan perspektif yang adil yang tidak menghakimi satu sama lain yang hanya meninmbulkan kebencian antar sesama.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa dari kemarin hingga hari ini (22/08), sebagian rakyat serta pengguna internet di Indonesia menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah sudah melewati batas-batas dalam kehidupan berkenegaraan. Maka itu timbullah sebuah gelombang aksi demonstrasi.
Namun daripada saya membahas lebih dalam apa yang pemerintah lakukan (karena sudah banyak dibahas di berbagai akun sosial media), di sini saya menemukan sesuatu yang mungkin saya rasa saya perlu memberikan sebuah perspektif yang adil daripada saling menghakimi satu sama lain.
Di antara postingan yang penuh sebuah kekecewaan rakyat dan pengguna internet, serta rencana mengorganisir sebuah gelombang aksi protes, ada satu post yang memuat pernyataan agama yang mungkin konflik dengan public interest mengenai gelombang aksi demonstrasi.
Caption : Bagi yang muslim tidak perlu demo, do'akan pemimpin kita menjadi pemimpin yang baik.
Judul : Demonstrasi Yang Brutal Atau Damai
Isi :
Demonstrasi yang brutal maupun dengan cara damai telah terang-terangan keluar dari ketaatan pada penguasa. Melakukan pembangkangan dari ketaatan kepada penguasa adalah haram dengan kesepakatan ulama. Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Adapun keluar dari ketaatan pada penguasa dan menyerang penguasa, maka itu adalah haram berdasarkan ijma' (kesepakatan) para ulama, walaupun penguasa tersebut adalah fasik lagi zholim" (Syarh Muslim, 12:229)
Tapi begini, apakah memang agama (khususnya agama Islam) sejalan dengan sebuah sistem demokrasi? Agama Islam tersendiri memiliki banyak sekali aliran serta pandangannya. Ada yang berpandangan progresif, dan ada juga yang berpandangan untuk tetap ketat dengan kemurnian nilai-nilai keagamaan. Dan terkadang, di beberapa kasus, saya mesti akui bahwa beberapa pandangan dalam agama Islam mungkin saja tidak sejalan dengan sebuah sistem demokrasi yang diadopsi oleh negara kita ini bersamaan dengan sistem politiknya. Saya mengatakan begini-pun bukan berarti saya mengatakan ‘oh sistem pemerintahan demokrasi itu cacat, lebih baik sistem pemerintahan Islam’. Bagaimanapun, apapun sistem pemerintahannya, jika mengadopsi sistem pemerintahan agar sesuai (adaptasi) dengan lanskap rakyatnya bisa menjadi sebuah sistem pemerintahan yang optimal.
Dan pandangan yang tidak sejalan ini pun juga bagi saya adalah hal yang wajar. Saya tidak perlu memberikan sanggahan, selama tidak ada disalahartikan secara menyimpang atau bahkan berbahaya, misal seperti sebuah ajaran agama yang diartikan untuk membenarkan aktivitas terorisme. Berdo’a yang terbaik untuk negeri ini adalah suatu hal yang berbahaya? Tidak mengikuti aksi demonstrasi adalah suatu hal yang berbahaya? Malah justru terkadang sebuah aksi demonstrasi yang awalnya damai itu, tidak jarang pada akhirnya berujung pada kekerasan bahkan hilangnya nyawa. Namun bagi orang yang mencintai negeri ini, dapat dimengerti juga, bahwa mengikuti bahkan hingga hilang nyawa pada sebuah aksi demonstrasi dalam menjaga republik ini adalah sebuah hal yang terhormat, ikut menjaga negeri ini agar tetap kembali kepada nilai-nilai kenegaraan yang telah dirumuskan dan disepakati oleh para pahlawan kita.
Maka itu saya perlu memberikan perspektif yang adil mengenai hal ini. Jika kalian menjunjung tinggi nilai keagamaan dan mempertimbangkan atau prefer bahwa berdo’a yang terbaik untuk negeri ini itu lebih baik daripada mengikuti demonstrasi, ya silahkan. Jika kalian menjunjung tinggi nilai kenegaraan dan mempertimbangkan atau prefer bahwa mengikuti demonstrasi itu lebih baik daripada hanya berdo’a saja, ya silahkan. Pada akhirnya, dua hal ini juga saling berkontribusi bersama untuk mencapai tujuan yang baik untuk negeri ini.
Bagi yang mengikuti aksi demonstrasi, semoga kalian bisa kembali pulang dengan selamat, berkumpul kembali bersama keluarga setelah beraksi dalam menjaga negeri ini. Sebuah terima kasih yang besar bagi kalian. Bagi yang tidak mengikuti aksi demonstrasi, kita berdo’a semoga Tuhan masih memberikan keberkahan pada rakyat di negeri ini, masa depan yang cerah bagi negeri ini, serta keselamatan rakyat dari pemimpin-pemimpin negeri ini. Aamiin.
Sebagai penutup, saya memohon maaf jika memang tulisan saya ini masih jauh dari sempurna. Setidaknya saya sudah memberikan pandangan yang adil dan tidak saling menghakimi satu sama lain yang hanya menimbulkan kebencian semata. Bagi pembaca, ambillah intisari yang baik dari tulisan ini. Jika ada intisari yang buruk, buang atau abaikan. Semua kebenaran pada kehidupan ini pada akhirnya adalah milik Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam.